Skip to main content

Posts

Showing posts from 2013

Gong Pancasan: Kisah Nyata Keberlangsungan Sejarah

Take a short break from writing the series of Buku Harian Merah, here is another writing that I write after a short and nice visit to Gong Pancasan for my college assignment. It might lack from good but here what I got after an interview with the owner and next owner. Dentuman besi pukul 06.00 pagi sudah riuh terdengar dari Pabrik Gong Pancasan atau sering disebut Gong Factory . Pabrik Gong Pancasan merupakan sebuah kenyataan sejarah yang berlangsung hingga kini. Sungguh tidak banyak dijumpai di masa kini keberadaan dari sebuah kenyataan sejarah yang berlangsung lama dan berkesinambungan seperti yang terjadi pada Pabrik Gong Pancasan di Kota Bogor. Pabrik Gong yang sudah ada sejak 200 tahun lalu ini terletak di Jalan Pancasan No. 17, Bogor Selatan, Jawa Barat. Pabrik gong satu-satunya di Jawab Barat ini merupakan sisa-sisa dari rangkaian panjang sebuah peradaban, sebuah benda yang dekat dengan rakyat Indonesia, sebuah benda yang dibawa beratus tahun lalu ke masa kini itu menjadi

Buku Harian Merah, 27 Juni 2011: Hidden Paradise, Ona Ra

I can't take a good shoot of the beautiful Ona Ra. So, here is the best picture that show how beautiful Ona Ra is. Since I shoot it with my broken lenses. Sorry of my lame excuse. Hoho. By. Kamera Samsung Ringsek Rucitra Deasy Hari Senin tiba! Senin ini kegiatan diisi dengan ber-Rumah Kreatif dan sore hari kami menelusur hingga ke ujung pulau dan bertemu Ona Ra yang indah. Pagi hari kami belajar, bernyanyi, membaca, menggambar di Rumah Kreatif dari pukul 09.00 hingga pukul 15.30. Saya dan beberapa teman yang sedang piket menjaga Rumah Kreatif merapihkan RK pagi di hari Senin sebelum membuka Rumah Kreatif. Saya melabeli buku-buku yang kami bawa dari kampus. Juga mengajarkan para kader yang nantinya akan meneruskan kegiatan RK sepeninggal kami untuk melabel. Dan, mereka teramat sangat terampil dan pintar.

Buku Harian Merah, 26 Juni 2011: Menghadiri Pernikahan orang-orang Ende!

Raja dan Ratu Malam Itu By. Kamera Samsung Ringsek Rucitra Deasy Hari Minggu pertama di Pulau Ende! Banyak sekali perayaan pernikahan hari ini di berbagai desa di Pulo. Di desa dimana saya dan Rinda tinggal yaitu Ndoriwoy dari pagi sebelum kami memulai aktivitas ke Rumah Kreatif hiruk pikuk mempersiapkan pernikahan sudah dimulai. Dari banyaknya pernikahan ini banyak sekali akses jalan yang tidak bisa dilewati kendaraan. Tapi jika berjalan kaki tentu saja bisa.

Buku Harian Merah, 25 Juni 2011: Rumah Kreatif Mulai Dibangun!

Dibantu Warga Memasang Spanduk K2N UI di Rumah Kreatif  ^^ Oleh. Kamera Samsung Ringsek Rucitra Deasy Di hari Sabtu yang indah ini, tak libur. Kami bergegas mulai membangun rumah kreatif. Kami merencanakan rumah kreatif akan segera rampung hari Senin 27 Juni 2011. Kami juga sudah mencari-cari kandidat tepat untuk menjadi kader rumah kreatif. Kader ini yang nantinya akan mengurus rumah kreatif sepeninggal kami dari Pulo. Perlahan-lahan namun pasti kami dapatkan kandidat tepat pada setiap desa di Pulo berkat bantuan masing-masing kepala desa. Selain mencari kandidat kader, untuk membangun Rumah Kreatif ini jadi nyata hari ini kami membeli perlengkapan tukang! Kami beli cat, thiner, paku, yah perlengkapan lain untuk memperbagus rumah kreatif kami pokoknya. Tapi kami ber-17 tidak sendiri, kami dibantu oleh warga setempat yang datang berbondong-bondong. Kebanyakan semuanya bapak-bapak karena mereka tahu ini pekerjaan lelaki. Tapi dari kami ber-17 yang ada hanya 2 lelaki. Hahaha. E

Buku Harian Merah, 24 Juni 2011: Hari Pertama, Hari Baru

Pagi cerah di Pulo kami mulai hari ini. Menyongsong hari pertama kami di Pulo dengan hari baru. Kami sepakat berkumpul di kantor camat pada pukul 09.00 pagi. Saya dan teman sekamar saya Rinda sudah siap berangkat. Tapi, ternyata pagi itu kami yang tinggal di Desa Ndoriwoy sudah dijemput oleh beberapa petugas dari kantor Desa Ndoriwoy. Diantaranya Kak Farida dan saya lupa kakak satu lagi namanya siapa. Tanpa mengerti tujuan mereka, saya menyapa dengan senang dan ramah. Kamipun digiring ke kantor desa tanpa mereka tahu bahwa kami sudah janji bertemu dengan kelompok lain untuk rapat. Peta Desa Kecil Ndoriwoy, Pulau Ende, Flores NTT Photo by: Kamera Samsung Ringsek Rucitra Deasy Kami pun sampai di kantor desa Ndoriwoy yang letaknya tidak jauh dari rumah kami tinggal. Ternyata mereka menjemput kami untuk merapatkan apa saja yang akan kami lakukan di Desa Ndoriwoy. Ternyata mereka pun sepakat dengan rencana-rencana yang telah kami bawa. Bahkan, mereka mendukung dengan memberikan i

Buku Harian Merah, 23 Juni 2011: Akhirnya Kami di Pulo, Rendoraterua Desa Kami Berpijak Pertama Kali (Bagian 2)

Ya, dan tepat pukul 12.00 kami sampai di tempat kami akan menjalin hubungan baik dengan warga. Di Pelabuhan di Desa Rendoraterua, sudah siap menerima kami para petugas kecamatan. Tak lupa kami menurunkan barang kami yang setumpuk dan berat itu dari Al-Amin. Ah dan tentu saja warga Pulo bergotong royong membantu kami. Mereka tak perlu diminta, saya tahu mereka tulus. Belum selesai kami menurunkan barang, kami sudah dijemput oleh motor untuk segera menuju ke kantor camat. Warga yang membantu bilang akan mengantarkan barang-barang kami ke kantor camat. Sambil berkenalan dengan yang memboncengi saya, Kak Adin, namanya (Ruc: biasanya saya orang yang tidak penasaran dan jarang nanya nama bahkan sering lupa nama orang) ia ramah penuh senyum, mengantarkan saya ke kantor camat. Sesampainya di kantor camat ternyata kami sudah ditunggu oleh para kepala desa, ibu dan bapak asuh yang siap menampung kami, bapak Kapolsek Pulau Ende, bapak dosen pembimbing kami dari Universitas Flores, Willy

Buku Harian Merah, 23 Juni 2011: Al-Amin dan Pelampung Memalukan (Bagian 1)

Akhirnya ke-17 punggawa akan sampai di Pulau Ende. Pulau kecil yang terletak terpisah dari daratan Pulau Flores yang luas itu. Untungnya Pulau Ende ada di peta jadi kalian bisa cek di google map dimana tepatnya letak Pulau Ende. Setelah kemarin berlelah-lelah bahagia usai acara penyambutan oleh Bupati Ende, kami malam itu istirahat dengan tenang di Pondok Bina Ola Ngari. Di pondok itu kami 15 wanita disatukan dalam satu ruangan yang isinya ada tiga kamar. Ditiap kamarnya ada kasur-kasur tingkat sederhana tapi seru! Kami berebut mau disini dan disana mau sama si ini dan si itu. Haha. Malam berlalu, pagi pun menjelang. Disambut mentari pagi kami bangun dari tiga kamar diruangan yang sama. Shalat subuh lalu packing. Ya, packing dan unpacking jadi kerjaan sehari-hari selama ini. Menyenangkan! Lalu kami jadi ahli. Setelah rapi, mobil sudah siap diluar pondok menjemput kami. Dikerahkan tiga mobil dinas pemda Ende pagi itu. Kami akan menuju bibir pantai Laut Sawu. Menuju pantai yang me

Buku Harian Merah, 22 Juni 2011: Makanan Aneh Tapi Enak Hingga Menari Gawi Sampai Lelah (Bagian 2)

Akhirnya, akhirnya, yang ditunggu menghampiri. Kami sampai di Kabupaten Ende. Yeay! Pondok Bina Ola Ngari namanya. Tempat kami akan bermalam hari ini. Pukul 17.00 saat akhirnya kami makan siang kesorean. Ah, nikmat. Kami disambut, oleh beberapa petugas Bappeda yang sudah menunggu kami dari siang dan sudah menyiapkan makanan ini. Sambil beramah tamah bersama Ibu Veronica dan Bapak Ahmad Abdurrahman yang katanya salah satu petugas muslim di Bappeda yang jarang ditemui disana, kami diberi tahu kalau ternyata Bapak Bupati Ende ingin bertemu pada pukul 19.00. Kami menamakan diri Geng Ende Kece. 17 orang, 15 wanita, 2 pria. Cantik dan tampan pakai batik semua dan wangi. Hehe Photo by: Kamera Samsung Ringsek Rucitra Deasy Ya, dan terbayang 15 wanita 2 lelaki harus mengatur waktu untuk rapi-rapi hanya dalam 2 jam setelah perjalanan menakjubkan tadi. Setengah jam sudah habis untuk makan dan ngobrol dan kami akan dijemput pukul 18.30. Berarti hanya ada waktu 1 jam untuk kami para w

Buku Harian Merah, 22 Juni 2011: Injak-Injak Kaki Pertama Kali di Maumere Hingga Ende (Bagian 1)

Pada hari Rabu pagi sekitar pukul 07.00 kami kelompok Pulau Ende meninggalkan KRI Teluk Mandar - 514. Kapal berlabuh di pelabuhan Maumere (Ruc: Maumere ada di Utara Pulau Flores sedangkan Pulau Ende ada dibagian selatan. Buka peta ya!). Dari Pelabuhan Maumere kami menunggu mobil jemputan dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Ende. Cukup lama kami menunggu sempat mengisi baterai telepon genggam yang hampir mati dan sudah mati sambil tertidur. Kami menunggu di kantor pelabuhan yang sepertinya lama tak dihuni. Hanya meja seadanya dan kursi-kursi tunggu yang sudah keropek. Terlebih saat saya ingin ke kamar mandi tak ada air sama sekali disana. Entah karena memang kesulitan air atau kantor itu lama tak dijamah. Ngomong ngomong, kami disambut amat ramah oleh Kepala Pelabuhan beserta jajarannya. Asal kalian tahu, Tak seperti perawakan orang Timur yang gagah besar dan menyeramkan, dibalik nada-nada tinggi mereka, mereka jauh lebih tulus dan baik daripada orang

Buku Harian Merah: 2 Tahun Lalu Disana Hari Ini..

Mengenang 2 tahun setelah menginjakkan kaki pertama kalinya di Pulau Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 22 Juni 2011. Dan untungnya kami para punggawa diwajibkan menulis buku harian yang dulu kami umpat dan kini saya syukuri, terpikir untuk dicoretkan juga di blog yang udah mendekati buluk ini. Sepertinya memang yang berkuasa sudah kirim-kirim kode buat disimpen disini. Beberapa hari lalu, setelah mensyukuri betapa pentingnya blog saya yang akhirnya menjadi pertimbangan diterimanya saya ditempat kerja kemarin, saya niat banget nyari-nyari buku sampul merah kertas untuk bungkus kue wajik ini. Sampai akhirnya ketemu, dan sampul masih rapi. Setelah dibuka secara mengejutkan tanggal pertama kali kami sampai disana adalah tanggal 22 Juni 2011. Baiklah, sudah kode untuk diposting perhari sesuai tanggal dua tahun lalu kami disana. Dua Minggu yang begitu bermakna dan tidak bisa terbayarkan oleh apapun.