Skip to main content

Buku Harian Merah, 25 Juni 2011: Rumah Kreatif Mulai Dibangun!

Dibantu Warga Memasang Spanduk K2N UI di Rumah Kreatif  ^^
Oleh. Kamera Samsung Ringsek Rucitra Deasy
Di hari Sabtu yang indah ini, tak libur. Kami bergegas mulai membangun rumah kreatif. Kami merencanakan rumah kreatif akan segera rampung hari Senin 27 Juni 2011. Kami juga sudah mencari-cari kandidat tepat untuk menjadi kader rumah kreatif. Kader ini yang nantinya akan mengurus rumah kreatif sepeninggal kami dari Pulo.

Perlahan-lahan namun pasti kami dapatkan kandidat tepat pada setiap desa di Pulo berkat bantuan masing-masing kepala desa. Selain mencari kandidat kader, untuk membangun Rumah Kreatif ini jadi nyata hari ini kami membeli perlengkapan tukang! Kami beli cat, thiner, paku, yah perlengkapan lain untuk memperbagus rumah kreatif kami pokoknya. Tapi kami ber-17 tidak sendiri, kami dibantu oleh warga setempat yang datang berbondong-bondong. Kebanyakan semuanya bapak-bapak karena mereka tahu ini pekerjaan lelaki. Tapi dari kami ber-17 yang ada hanya 2 lelaki. Hahaha. Entah saya deskripsikan jauh atau dekat toko tempat kami membeli perlengkapan itu dari Rumah Kreatif. Perlengkapan itu dibeli didekat pelabuhan di Desa Rendoraterua.
Yah, seperti hal nya hidup selalu saja ada hambatan. Begitu juga dengan pembangunan RK ini. Beberapa warga desa menganggap keletakkan RK di Desa Rendoraterua begitu jauh dari desa tempat mereka tinggal. Dan beberapa warga desa lain meminta agar pembagian buku tersebar di semua desa. Terlebih hal ini diminta langsung oleh kepala desa.

Masih dibantu warga mengecat bagian dalam Rumah Kreatif
Oleh. Kamera Samsung Ringsek Rucitra Deasy
Tapi jika diikuti kemauan mereka, tujuan dari RK ini jadi bias. RK ini bertujuan agar warga Pulo bisa berkumpul bersama. Kami memilih RK di Desa Rendoraterua karena disini lah pusat kegiatan berlangsung. Dari kantor camat, pelabuhan, hingga kantor polisi ada disini.

Lalu, di malam hari saya dan Rinda yang kebetulan memiliki perlengkapan administrasi di kamar kami mengejar setoran untuk mempersiapkan rencana pembukaan RK hari Senin nanti. Membuat pamfle untuk promosi ke seluruh warga Pulo, membuat undangan untuk mengundang orang-orang penting dan tokoh masyarakat di Pulo, serta membuat label untuk keperluan kataloging buku-buku di RK.

Wanita perkasa sedang membuat dekorasi Rumah Kreatif
 Oleh. Kamera Samsung Ringsek Rucitra Deasy

Comments

Popular posts from this blog

Kukar yang Mengakar

Terbang jauh ke Pulau Kalimantan, bukan pertama kali tapi selalu berkesan. Mendarat di Balikpapan menyebrang ke Samarinda hingga berkelana ke Kutai Kartanegara. Dua kota, satu kabupaten, dalam satu waktu. Itu rute yang ditempuh untuk mencari akar sejarah bangsa. Lebih tepatnya, akar sejarah agama Hindu di Indonesia. Kukar, mereka menyederhanakan kabupaten bernama Kutai Kartanegara. Kukar yang Mengakar Saat itu, sekitar 300-an Masehi, cukup “jauh” dari tahun 2019. Kira-kira 1719 tahun yang lalu berdirilah satu kerajaan Hindu di Kutai. Raja pertamanya bernama Kudungga. Ia memiliki cucu yang bernama Mulawarman. Generasi ketiga dari Sang Kudungga itu meninggalkan tugu peringatan. Tugu itu diberikan oleh para Brahmana, sebagai “penanda” sifat kedermawanan Sang Mulawarman. Yupa ke 8, tak bisa sembarangan kita mengunjungi Yupa tersebut bahkan ketika didampingi oleh penjaga Yupa. Tugu yang dihadiahkan dari para Brahmana itu kini seolah menjadi akar sejarah. Sejarah mengenai k

Si Roco dan Dharmasraya yang Raya

Candi Induk di Kawasan Percandian Padang Roco Sumber: Omar Mohtar Mendaki bukit, melewati sungai, menyeruak rawa dan hutan, memanjat pagar, digigit nyamuk ganas dan berkunjung ke rumah ular. Setidaknya itu yang terlintas jika mengingat perjalanan ke Kabupaten Dharmasraya. Jangan bilang kalian baru dengar tentang Kabupaten Dharmasraya? Ya, saya juga baru dengar ketika harus ditugaskan kesana 2018 lalu. Sedikit informasi tentang Kabupaten Dharmasraya , kabupaten ini merupakan daerah hasil pemekaran kabupaten Sawahlunto/Sijunjung pada 2004. Seperti namanya, Dharmasraya begitu raya. Raya akan nilai sejarah dan tinggalan arkeologis. Konon, meskipun ini bisa dibuktikan dengan tinggalan berupa prasasti yang ditemukan, di Dharmasraya ini lah berdiri ibukota dari Kerajaan Melayu pada waktu itu. Pemandangan dari Candi Bukik Awang Maombiak Taken by: Omar Mohtar Menembus 200 kilometer jalan darat dari Bandara Minangkabau di Padang Pariaman menuju Dharmasraya, bahagianya

Pulau Indah nan Misterius itu Bernama Sagori

“ Mengenal Lebih Dekat Pulau Indah Bernama Sagori ” Adi dan Hana, Anak-Anak Bahagia di Pulau Sagori Pulau Sagori, nama yang asing oleh kebanyakan masyarakat Indones ia . Bahkan, di peta saja pulau ini belum tergambar. Namun ternyata pulau ini mengandung sejarah signifikan eksistensi kompeni Belanda atau Vereenigde Oostindische Compagnie yang disingkat VOC pada saat melakukan pelayaran di lautan Indonesia. Oleh karena itu, sebaiknya kita dapat sedikit mengenal lebih dekat Pulau Sagori. Pulau Sagori terletak secara administratif di Kelurahan Sikeli, Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Nama Sagori, konon menurut penduduk setempat didapatkan dari sebuah nama wanita yang pernah terdampar di pulau ini. Sebelum ia mati ia sempat menyebutkan kata “Sagori.. Sagori..” Terlepas apakah ini benar atau tidak namun cerita ini telah turun temurun tersampaikan. Lalu, apa pentingnya pulau yang tak dikenal banyak oleh masyarakat Indonesia bahkan tak ada