Skip to main content

Pulau Indah nan Misterius itu Bernama Sagori


Mengenal Lebih Dekat Pulau Indah Bernama Sagori


Adi dan Hana, Anak-Anak Bahagia di Pulau Sagori

Pulau Sagori, nama yang asing oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Bahkan, di peta saja pulau ini belum tergambar. Namun ternyata pulau ini mengandung sejarah signifikan eksistensi kompeni Belanda atau Vereenigde Oostindische Compagnie yang disingkat VOC pada saat melakukan pelayaran di lautan Indonesia. Oleh karena itu, sebaiknya kita dapat sedikit mengenal lebih dekat Pulau Sagori.

Pulau Sagori terletak secara administratif di Kelurahan Sikeli, Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Nama Sagori, konon menurut penduduk setempat didapatkan dari sebuah nama wanita yang pernah terdampar di pulau ini. Sebelum ia mati ia sempat menyebutkan kata “Sagori.. Sagori..” Terlepas apakah ini benar atau tidak namun cerita ini telah turun temurun tersampaikan.

Lalu, apa pentingnya pulau yang tak dikenal banyak oleh masyarakat Indonesia bahkan tak ada pada peta Indonesia ini?

Misteri Pulau Sagori lah yang menjadikan pulau kecil yang indah ini menjadi penting bagi sejarah bangsa Indonesia. Di dekat Pulau Sagori kini ditemukan sisa-sisa kapal VOC yang karam pada tahun 1650. Karamnya kapal-kapal VOC di Pulau Sagori tercatat amat baik dan begitu rapi. Hal ini diungkapkan oleh Horst H. Liebner. Seorang berkebangsaan Jerman yang merupakan Tenaga Ahli Bidang Budaya dan Sejarah Bahari.

Lima kapal dari VOC, bernama Tijger, Bergen op Zoom, Luijpaert, Aechtekercke dan De Joffer, tercatat meninggalkan Batavia pada tanggal 23 Februari 1650 untuk pergi ke Ternate.  Namun, 4 Maret 1650 kelima kapal itu tercatat kandas di pulau yang saat itu bernama Pulau Combana. Awak dari kapal terbesar yaitu Kapal Tijger yang selamat menggambarkan bahwa lambung kapal bertabrakan begitu kuat.

L. Bor salah satu awak kapal yang selamat menuliskan pada laporan hariannya bahwa kapal-kapal VOC ini bertabrakan dengan sebuah gosong karang yang belum dikenali saat itu. Saat itu karang dinamakan karang Sangori. Walaupun kapal-kapal tenggelam, muatan dan keseluruh awaknya yang berjumlah 581 awak dapat diselamatkan.

Cerita menarik dari selamatnya para awak kapal adalah penyelamatan para awak kapal. Ya, pada saat itu ningrat dari Keraton Buton memerintahkan untuk membunuh awak-awak kapal VOC  dan mengambil barang-barangnya namun hal itu tidak didengar dan malah diselamatkan. Peristiwa penyelamatan awak kapal ini membawa akhirnya malah membawa kebaikan. Belanda dan Buton berakhir dengan jalinan hubungan baik akibat peristiwa ini.

Apakah yang membuat Belanda dengan kompeni dagangnya rela melayar jauh ke Indonesia?

Jawabnya adalah rempah-rempah. Pelayaran penting yang dilakukan ini merupakan bagian dari upaya kongsi dagang yang telah menjadi sebuah kekuatan politik dan militer Belanda. VOC yang didirikan pada tahun 1602 mengincar sebuah monopoli atas pedagangan rempah-rempah halus yaitu cengkeh dan pala yang hanya terdapat di pulau-pulau Maluku. VOC harus bersaing dengan pelaku bisnis rempah-rempah dari Potugal, Spanyol dan Inggris. Juga harus menghadapi saudagar Asia.

Sedikit mengenai kesejarah Pulau Sagori tersebut, kita beranjak kepada keindahan Pulau Sagori kini. Pulau yang luasnya tidak lebih dari 3.000 meter persegi ini menawarkan keindahan pulau khas Indonesia. Lautan berwarna biru emerald yang jernih, hamparan pasir putih, hutan pinus yang menghiasi ujung pulau, keramahan khas orang Indonesia, dan anak-anak yang bahagia.
Pulai Sagori yang dihuni oleh orang-orang suku Bajau, Buton, dan Bugis merupakan pulau dengan potensi pariwisata yang menjanjikan. Meski belum tersohor, penduduk setempat bercerita seringkali orang “bule” datang ke Sagori. Mereka bilang bule-bule datang untuk berlibur dan sebagian lagi mengatakan mereka ingin lihat kapal karam.

Yang pasti, masyarakat Sagori merupakan kampung nelayan yang teramat mandiri. Mereka membuat segala keperluan yang bisa dibuat sendiri tanpa harus membeli.

Tak hanya sejarah yang penuh misteri di Pulau Sagori yang menarik dari pulau ini. Pulau ini begitu indah. Sulit memang akses menuju ke Pulau Sagori. Saya yang pada saat itu pergi karena bertugas pada 9 - 12 November 2017 sama sekali buta akan keletakan Pulau Sagori. Minim sekali informasi mengenai pulau ini di laman-laman internet kecuali pada saat saya harus riset kepustakaan yang itu pun sangat sulit dicari. 

Saya dan tim harus menempuh perjalanan panjang nan berangin untuk sampai di Sagori. Dari Jakarta saya bertolak ke Makassar karena pada saat itu penerbangan langsung ke Kendari terbatas. Setelah bermalam di Makassar kami bertolak ke Kendari dengan pesawat. Dari Kendari kami melakukan perjalanan darat ke daerah Rumbia di Kabupaten Bombana selama 8 jam. Dilanjutkan lagi dengan naik kapal ketinting ke Kecamatan Sikeli yang ada di Pulau Kabaena dengan menempuh waktu 4 jam. Perjalanan pun masih harus berlanjut dengan 2 jam lagi ke Pulau Sagori.

Menuju Dermaga Pulau Kabaena
Meski mungkin Pulau Sagori bukan salah satu destinasi wisata unggulan. Dan, jarang sekali orang tahu pulau ini, biarkanlah saya yang mengabadikannya melalui tulisan saya.

Satu yang saya ingat hingga kini, anak-anak kecil disana begitu tulus dan baik. Ah, cerita mereka butuh bagian tersendiri. Mereka begitu membekas di waktu singkat tugas saya disana.

Sedikit mengenal pulau kecil nan indah bernama Sagori, berharap akan membuat kita makin mencintai Negara kita Indonesia.


(Sumber: Liebner, Horst. H - Sebuah Naskah Belanda akan Kecelakaan Armada VOC di Pulau Kabaena 1650)

Saya dan Anak-Anak Tulus Sagori
Mereka yang memberikan jawabandari semua tanya

Dark me in Pulau Sagori. Just a couple a day and I become so tan.

Comments

  1. Saya pun yang tinggal di Sulawesi baru mendengar tentang Pulau Sagori. Malah gugusan Pulau tetangganya yang terkenal, Sombori. Terimakasih sudah memberikan informasi baru tentang Pulau Sogori

    ReplyDelete
  2. Saya baru denger pulau sagori, sepertinya mau saya masukin bucket list perjalananku nih kayanya seru soalnya belum banyak org yg tau, mksh infonya ka

    ReplyDelete
  3. Baru dengar juga nih. Mirip nama2 Jepang ya. Tapi emang banyak bgt pulau di indonesia itu. Itu aja baru sulawesi, belum yg lain..hehe

    ReplyDelete
  4. Saya pernah berkeliling pulau pulau di Sulawesi Tenggara yang indah nya khas Indonesia Tengah. Sayang waktu itu ndak ada informasi tentang Pulau Sagori. Atau mungkin saya terlewat ya....

    ReplyDelete
  5. Wah keren nih Pulau Sagori. Ternyata punya cerita sejarah yang menarik ya.
    Semoga pulau ini tetap terjaga keindahannya dan ada yang mau meneliti lebih jauh jejak-jejak sejarah di sana.

    ReplyDelete
  6. Saya langsung buka google maps, ternyata ada Sagori Island. Sayapun langsung tanya teman yg tinggal di Kendari, tau Sagori? Dijawab: Tau, kyknya pulau pasir gitu... lo mau ke sana? Ngapain?

    ReplyDelete
  7. Sagori, sepertinya memang pulau indah.
    Rempah-rempah memang menjadi pemicu bangsa-bangsa Eropa pergi ke wilayah Timur.

    Oh ya mengenai suku Bajau, yang saya tahu memang hidup di atas laut. Suku yang unik dan langka ya...

    ReplyDelete
  8. Baru denger ini pulau Sagori, tetapi sepertinya harus menyiapkan, fisik, mental dan cemilan yang banyak untuk menempuh perjalanan laut, darat, dan udara.

    ReplyDelete
  9. Pulau Sagori..duh kebayang ya kalau kita kesana serasa di in the middle of no where..terpencil.
    Salut buat penduduk yang mampu mandiri untuk memenuhi kebutuhan hidup.
    Entahlah apa yang akan saya rasakan jika bisa berkunjung ke pulau Sagori.

    ReplyDelete
  10. Jadi tahu ada yang namanya pulau sagori. Pulaunya kurang terkenal mungkin karena belum banyak yang tahu nama pulau itu dan wisatanya belum dikembangkan sama penduduk atau pemerintah setempat.

    ReplyDelete
  11. What a long journey to Sagori, terbayar sama indahnya pantai dan senyum tulus anak-anak yah, Kak. Terima kasih sudah menambah referensi tentang pulau Sagori.

    ReplyDelete
  12. Pulau sagori itu yang banyak misteri kapal hilang itu bukan ya kak, yang segitiga bermuda?

    ReplyDelete
  13. Aku mupeng baca ceritamu mbak...enggak terbayang Pulau Sagori dan penduduknya yang begitu mandiri.
    Betapa luas negeri tercinta ini yaaa..
    Indah pulaunya ramah penduduknya...meski harus penuh perjuagan ke sananya

    ReplyDelete
  14. Tak harus selalu ke tempat-tempat yang dibilang indah, setiap tempat yang dikunjungi selalu menyisakan kenangan dan pelajaran berharga ya Mbak, seperti ketulusan anak-anak di Pulau Sagori ini salah satunya.

    ReplyDelete
  15. baru pernah dengar pulau sagori. Kayanya seru jg nih kalo liburan ke sini.

    ReplyDelete
  16. Makasih kak untuk tulisan ini. Aku jadi tahu kalo di negeri kita tercinta ini ada pulau bernama Sagori. Kadang memang kebaikan penduduk lokal yang membekas diingatan ya kak.
    Terimakasih untuk sejarah yang dibagikan juga

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kukar yang Mengakar

Terbang jauh ke Pulau Kalimantan, bukan pertama kali tapi selalu berkesan. Mendarat di Balikpapan menyebrang ke Samarinda hingga berkelana ke Kutai Kartanegara. Dua kota, satu kabupaten, dalam satu waktu. Itu rute yang ditempuh untuk mencari akar sejarah bangsa. Lebih tepatnya, akar sejarah agama Hindu di Indonesia. Kukar, mereka menyederhanakan kabupaten bernama Kutai Kartanegara. Kukar yang Mengakar Saat itu, sekitar 300-an Masehi, cukup “jauh” dari tahun 2019. Kira-kira 1719 tahun yang lalu berdirilah satu kerajaan Hindu di Kutai. Raja pertamanya bernama Kudungga. Ia memiliki cucu yang bernama Mulawarman. Generasi ketiga dari Sang Kudungga itu meninggalkan tugu peringatan. Tugu itu diberikan oleh para Brahmana, sebagai “penanda” sifat kedermawanan Sang Mulawarman. Yupa ke 8, tak bisa sembarangan kita mengunjungi Yupa tersebut bahkan ketika didampingi oleh penjaga Yupa. Tugu yang dihadiahkan dari para Brahmana itu kini seolah menjadi akar sejarah. Sejarah mengenai k

Si Roco dan Dharmasraya yang Raya

Candi Induk di Kawasan Percandian Padang Roco Sumber: Omar Mohtar Mendaki bukit, melewati sungai, menyeruak rawa dan hutan, memanjat pagar, digigit nyamuk ganas dan berkunjung ke rumah ular. Setidaknya itu yang terlintas jika mengingat perjalanan ke Kabupaten Dharmasraya. Jangan bilang kalian baru dengar tentang Kabupaten Dharmasraya? Ya, saya juga baru dengar ketika harus ditugaskan kesana 2018 lalu. Sedikit informasi tentang Kabupaten Dharmasraya , kabupaten ini merupakan daerah hasil pemekaran kabupaten Sawahlunto/Sijunjung pada 2004. Seperti namanya, Dharmasraya begitu raya. Raya akan nilai sejarah dan tinggalan arkeologis. Konon, meskipun ini bisa dibuktikan dengan tinggalan berupa prasasti yang ditemukan, di Dharmasraya ini lah berdiri ibukota dari Kerajaan Melayu pada waktu itu. Pemandangan dari Candi Bukik Awang Maombiak Taken by: Omar Mohtar Menembus 200 kilometer jalan darat dari Bandara Minangkabau di Padang Pariaman menuju Dharmasraya, bahagianya