Skip to main content

Si Roco dan Dharmasraya yang Raya




Candi Induk di Kawasan Percandian Padang Roco
Sumber: Omar Mohtar


Mendaki bukit, melewati sungai, menyeruak rawa dan hutan, memanjat pagar, digigit nyamuk ganas dan berkunjung ke rumah ular. Setidaknya itu yang terlintas jika mengingat perjalanan ke Kabupaten Dharmasraya. Jangan bilang kalian baru dengar tentang Kabupaten Dharmasraya? Ya, saya juga baru dengar ketika harus ditugaskan kesana 2018 lalu.

Sedikit informasi tentang Kabupaten Dharmasraya, kabupaten ini merupakan daerah hasil pemekaran kabupaten Sawahlunto/Sijunjung pada 2004. Seperti namanya, Dharmasraya begitu raya. Raya akan nilai sejarah dan tinggalan arkeologis. Konon, meskipun ini bisa dibuktikan dengan tinggalan berupa prasasti yang ditemukan, di Dharmasraya ini lah berdiri ibukota dari Kerajaan Melayu pada waktu itu.

Pemandangan dari Candi Bukik Awang Maombiak
Taken by: Omar Mohtar
Menembus 200 kilometer jalan darat dari Bandara Minangkabau di Padang Pariaman menuju Dharmasraya, bahagianya bisa melalui jalan berkelok ditemani pemandangan indah khas pedesaan. Bukit-bukit berbaris, sawah-sawah menghampar, pokoknya indah tak tertandingi. Menuju Dharmasraya melalui jalur lintas tengah Sumatera melewati banyak kabupaten. Masih terngiang rasanya berhenti di Kabupaten Solok untuk shalat dan di pelataran masjid adayang menjual bakso bakar. Aduh, bakso bakar itu berbau khas sate padang dan rasa bumbunya itu enak sekali.

Menuju Bukik Awang Maombiak
Taken by: Omar Mohtar
Melanjutkan perjalanan dan tibalah di Kabupaten Dharmasyara, kami tinggal di hotel paling mewah dan terkenal se-Dharmasraya. Hotel Jakarta Indah, hotel yang disinggahi Presiden Jokowi pada kunjungan kerjanya beberapa waktu lalu. Malam itu hanya digunakan untuk istirahat. Bersiap bertemu si Roco keesokan harinya.

Dharmasraya yang pernah menjadi ibukota kerajaan pada masa lalu masih menyimpan, tinggalan kerajaan. Demi terlaksananya kegiatan pemerintahan Kerajaan Melayu. Untung sekali tinggalan tersebut tak tergerus zaman. Meski tak lagi utuh, hingga kini bangunan peribadatan masa Kerajaan Melayu masih dapat dilihat. Bukik Berhalo, Bukik Awang Maombiak, Siguntur, dan Percandian Pulo Sawah sedikit yang mungkin baru terungkap dari luasnya kekayaan sejarah Kabupaten Dharmasraya.


Berjumpa Si Roco
Padang Roco, salah satu percandian yang paling lengkap di Kabupaten Dharmasraya. Di Sumatera, khususnya Sumatera Barat tak terlalu banyak candi ditemukan seperti di Jawa. Hanya ada dua kabupaten di Sumatera Barat yang memiliki tinggalan candi yaitu Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Dharmasraya.




Reruntuhan di Percandian Pulau Sawah
Candi pada Situs Padang Roco terdiri dari empat candi, tiga diantaranya kini jelas terlihat strukturnya. Namun, satu masih berupa gundukan dan masih dalam rencana penelitian. Tak hanya candi-candi yang masih ada, menelusuri benteng tanah juga seolah menjadi kewajiban. Mengelilingi benteng tanah yaitu gundukan memanjang akhirnya ditemukan perkiraan sudut benteng tanah. Kami menemukan bahwa benteng tersebut berbentuk trapesium. Meski mungkin jika ditelusuri lebih jauh akan berbentuk persegi sempurna seperti benteng tanah candi pada umumnya di dunia. Percayalah nenek moyang kita dahulu teramat pintar dalam memberikan pertahanan dari musuh. Benteng tanah ini tak kasat mata bagi orang awam. Tapi, bagi arkeolog gundukan sederhana saja berarti banyak hal.

Tak hanya candi yang begitu luar biasa di Dharmasraya, ada juga arca menyeramkan bernama Bhairawa. Ada yang pernah dengar? Arca ini ditemukan tahun 1935 di pinggir Sungai Batanghari dekat Kompleks Percandian Padang Roco. Arca ini dikaitkan dengan Raja Adityawarman, raja tersohor dari Kerajaan Melayu. Setelah ditemukan pada 1937 arca itu kini bisa dilihat di Gedung A Museum Nasional. Arca ini begitu besar dan menjadi arca paling tinggi di Indonesia.  
Diskusi Sengit di Candi Bukik Awang Maombiak

Memang candi di Sumatera tidak semegah dan semewah candi di Jawa yang membuat kita begitu berdecak kagum, namun candi-candi ini merupakan rangkaian sejarah yang tak bisa kita lupakan.

Jika kalian orang Sumatera Barat, boleh sekali rasanya menghampiri bukti tinggalan berdirinya sebuah kerjaan yang dulu pernah berdiri teguh memimpin rumpun melayu. Selamat bertemu “Si Roco di Dharmasraya yang Raya”.





Comments

  1. Thanks infonya buat arca bhairawa yg jadi spot favorit foto2 pengunjung kalo dtg ke museum nasional :)

    ReplyDelete
  2. Saya baru tahu juga kabupaten Dharmasrsya waktu ke Sumatera Barat akhir tahun lalu..Ternyata pemekaran kabupaten Sawahlunto.
    Semoga lain waktu sempat berkunjung ke Padang Roco untuk menyaksikan candi khas Sumatera.

    ReplyDelete
  3. 200 km dari padang pariaman.. sungguh jauh sekali ya kak tempatnya.. tapi sungguh aku justru suka penasaran sama tempat yang kurang terekspos begini..

    ReplyDelete
  4. Harus melewati 200 kilometer jalan darat menuju Dharmasraya?


    Jauh bangettt. Tapi justru itu ya yang bikin excited. Pengalaman yang tidak akan terlupakan.

    ReplyDelete
  5. Kalo dilihat sekilas memang nggak mirip candi ya kak.

    Sejujurnya aku juga baru denger Kabupaten Dharmasraya dan ada candi di Sumatera, baca tulisan ini jadi tau. Makasih infonya kak

    ReplyDelete
  6. Indonesia ini dulunya tiap-tiap wilayah emang banyak kerajaan kecil-kecil. Merata disnusantara. Hebat banget berarti ya Gajah Mada, berhasil mempersatukan nusantara yang luas ini.

    ReplyDelete
  7. Aku percaya pasti daerahnya masih asri bangeeet...

    Pengin juga di tugasin Kaya gitu, tapi apakah aku yg kerjanya di pabrik... Hahaha

    ReplyDelete
  8. Aku juga tau Dhamasraya ketika tugas kantor kak...

    Sebagai orang Wonogiri, saya bangga saat berkunjung ke satu Desa yang isinya orang Wonogiri Yang transmigrasi satu Desa karena pembangunan Waduk Gajah Mungkur lho

    Sebagai pecinta Majapahit, saya cukup merinding menginjakkan kaki ke tanah yang pernah saya baca ceritanya di buku Langit Kresna...

    Tapi kutak cukup beruntung ke tempat wisatanya...

    Apa jangan2 si Roco ini peninggalan saat jaman Majapahit juga kah? Whuaah..jadi rindu dengan Kabupaten itu..

    ReplyDelete
  9. Hem jadi malu, sebagai orang Sumatra Barat saya baru tahu ada percandian di situs Padang Roco di Dharmasraya. Saya baru sebatas menyusuri sejarah Sumatra barat di Tanah Datar. Next kalau pulkam saya usahakan mampir ke Dharmasraya juga

    ReplyDelete
  10. Hem jadi malu, sebagai orang Sumatra Barat saya baru tahu ada percandian di situs Padang Roco di Dharmasraya. Saya baru sebatas menyusuri sejarah Sumatra barat di Tanah Datar. Next kalau pulkam saya usahakan mampir ke Dharmasraya juga

    ReplyDelete
  11. Nama Kabupatennya bagus banget, Dharmasraya. Seperti dari berasal dari nama Sansekerta gitu. Tapi kalau di Sumatera Barat yang paling unik itu nama Kabupaten Lima Puluh Kota hehehe...

    Kalau Raja Aditawarman memang terkenal banget pada zamannya. kalau tidak salah beliau punya kaitan dengan Majapahit.

    ReplyDelete
  12. Tadinya saya bingung, membayangkan apa bentuk si Roco. Hehe....

    Dalam bayangan saya, si Roco itu nama hewan. Ternyata nama sebuah kawasan :)

    Terimakasih sudah berbagi informasi sejarah. Love it....

    ReplyDelete
  13. Baru tahu loh, kalau diluar Jawa ada situs Candi. Apalagi Si Roco. Apakah ada hubungannya dengan sejarah Islam Nusantara?

    ReplyDelete
  14. Aku baru tahu kalau ada candi candi yang tertinggal di luar tanah Jawa. Jadi penasaran pengen ke Si Roco dan Dharmasraya deh.

    ReplyDelete
  15. Wahhh saya baru tahu ka di Sumatra Barat ada candi peninggalan sejarah.
    And jadi penasaran juga sama hotel yang pernah disinggahi pak Jokowi.
    Terima kasih ka tulisannya memberikan ilmu khususnya buat saya pribadi.

    ReplyDelete
  16. Wah ternyata selain Candi Muara Takus, ada lagi candi lain di Pulau Sumatera. Sepertinya saya harus menyempatkan diri untuk berkunjung ke Dharmasraya kalau berkunjung lagi ke Sumatera Barat. Makasih kak, informasinya, ini jadi pengetahuan baru untuk saya.

    ReplyDelete
  17. Ya ampun, aku udah berapa kali ke dhamasraya aja ga tau ada si roco kak. haha
    Makasi lho, jadi tau kalo ke dharmasraya lagi bakal kemana.

    ReplyDelete
  18. Nama kabupatennya kyk bukan nama daerah yaaa, unik jugaa. Nama candinya masih asing banget di telinga. Abis baca ini jadi tau kalo di Sumatera Barat juga ada candi, walaupun kurang terekpos

    ReplyDelete
  19. Nama candinya lucu amat ya si roco. Kenapa candi di Sumatera bentuknya kaya puing2 gtu ya.

    ReplyDelete
  20. Makasih bangetbak Deasy... saya jadi tahu ada percandian di situs Padang Roco di Dharmasraya. Malu euy.. sy org sumatera tapi gak tahu...

    ReplyDelete
  21. suwer deh, baru denger Dharmasraya dan tempatnya masih alami banget. semoga suatu hari bisa kesana..

    ReplyDelete
  22. Situs candi Roco ini apakah cukup ramai dikunjungi ka? Terus kira2 jauh ga ya dari kawasan pemukiman/pusat kota?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kukar yang Mengakar

Terbang jauh ke Pulau Kalimantan, bukan pertama kali tapi selalu berkesan. Mendarat di Balikpapan menyebrang ke Samarinda hingga berkelana ke Kutai Kartanegara. Dua kota, satu kabupaten, dalam satu waktu. Itu rute yang ditempuh untuk mencari akar sejarah bangsa. Lebih tepatnya, akar sejarah agama Hindu di Indonesia. Kukar, mereka menyederhanakan kabupaten bernama Kutai Kartanegara. Kukar yang Mengakar Saat itu, sekitar 300-an Masehi, cukup “jauh” dari tahun 2019. Kira-kira 1719 tahun yang lalu berdirilah satu kerajaan Hindu di Kutai. Raja pertamanya bernama Kudungga. Ia memiliki cucu yang bernama Mulawarman. Generasi ketiga dari Sang Kudungga itu meninggalkan tugu peringatan. Tugu itu diberikan oleh para Brahmana, sebagai “penanda” sifat kedermawanan Sang Mulawarman. Yupa ke 8, tak bisa sembarangan kita mengunjungi Yupa tersebut bahkan ketika didampingi oleh penjaga Yupa. Tugu yang dihadiahkan dari para Brahmana itu kini seolah menjadi akar sejarah. Sejarah mengenai k

Pulau Indah nan Misterius itu Bernama Sagori

“ Mengenal Lebih Dekat Pulau Indah Bernama Sagori ” Adi dan Hana, Anak-Anak Bahagia di Pulau Sagori Pulau Sagori, nama yang asing oleh kebanyakan masyarakat Indones ia . Bahkan, di peta saja pulau ini belum tergambar. Namun ternyata pulau ini mengandung sejarah signifikan eksistensi kompeni Belanda atau Vereenigde Oostindische Compagnie yang disingkat VOC pada saat melakukan pelayaran di lautan Indonesia. Oleh karena itu, sebaiknya kita dapat sedikit mengenal lebih dekat Pulau Sagori. Pulau Sagori terletak secara administratif di Kelurahan Sikeli, Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Nama Sagori, konon menurut penduduk setempat didapatkan dari sebuah nama wanita yang pernah terdampar di pulau ini. Sebelum ia mati ia sempat menyebutkan kata “Sagori.. Sagori..” Terlepas apakah ini benar atau tidak namun cerita ini telah turun temurun tersampaikan. Lalu, apa pentingnya pulau yang tak dikenal banyak oleh masyarakat Indonesia bahkan tak ada