Hari Senin tiba! Senin ini kegiatan diisi dengan ber-Rumah Kreatif dan sore hari kami menelusur hingga ke ujung pulau dan bertemu Ona Ra yang indah.
Pagi hari kami belajar, bernyanyi, membaca, menggambar di Rumah Kreatif dari pukul 09.00 hingga pukul 15.30. Saya dan beberapa teman yang sedang piket menjaga Rumah Kreatif merapihkan RK pagi di hari Senin sebelum membuka Rumah Kreatif. Saya melabeli buku-buku yang kami bawa dari kampus. Juga mengajarkan para kader yang nantinya akan meneruskan kegiatan RK sepeninggal kami untuk melabel. Dan, mereka teramat sangat terampil dan pintar.
Rasanya hidup kita tak pernah luput dari banyak belajar. Pun dari riak air dan dedaunan yang jatuh.. Sudah sebaik dan seharusnya kita belajar dan terus belajar dari apapun..
Here is another shoot of Ona Ra. The beach and look how clear the water is. I put no filter in it. By. Nokia C3 Rucitra Deasy |
Antusiasme anak-anak disana begitu menggembirakan hati. Di dalam dada rasanya ada gegap gempita melihat mereka antusias. Hari ini anak-anak diajarkan menulis biodata. Sedangkan anak-anak yang lebih kecil diceritakan cerita anak-anak dari buku-buku yang kami bawa. Juga anak-anak lain lebih memilih menggambar dan mewarnai. Anak-anak laki-laki antusias bermain bola di halaman sempit RK kami. Ah, indah rasanya.. Terlalu indah. Begini rasanya bisa bermanfaat bagi orang lain.
Sore hari sayangnya kami harus tutup.. Kami semua kecuali kelompok 1 yang tinggal di atas gunung di Pulo dan cukup jauh dari desa lainnya harus membantu kelompok 3 yaitu kelompok yang mengerjakan tugas pariwisata. Kami disana mengambil foto dan menulusuri titik-titik rahasia nan indah di Pulau Ende. Sore pukul 15.30 kami ke Desa Redodori. Desa Redodori adalah desa paling ujung dari Pulau Ende.
Setelah menelusur Desa Redodori kami terus dan terus ke ujung barat daya hingga menemukan pantai penuh cerita Tanjung Rah atau Ona Ra. Penamaan Tanjung Rah atau Ona Ra ini tidak sembarang. Tanjung Rah atau Ona Ra atau sering disebut juga dengan Tanjung Darah merupakan tebing batu dengan bercak merah disalah satu bagian tebing seperti percikkan darah. Bercak merah tersebut dipercaya warga sebagai darah orang Portugis yang dulu sempat menempati pulau itu yang jatuh dari tebing. Ada juga cerita lain yang dipercaya warga, darah yang ada di tebing itu konon merupakan sepasang muda-mudi yang dari tebing karena hubungan mereka tidak disetujui. Tidak diketahui kapan semua peristiwa ini terjadi.
Disana, setelah melalui pantai yang biasa dilalui warga terus ke ujung melewati bebatuan karang kecil. Lalu terus ke ujung kami menemukan sebuah pantai indah dengan batu-batuan besar yang penuh sejarah. Disana, di Ona Ra, warga sering merayakan Idul Fitri bersama keluarga. Ya, tempat ini begitu spesial sehingga hanya didatangi pada hari-hari istimewa saja.
Back of Us. The path we should pass to meet Ona Ra. By. Kamera Samsung Ringsek Rucitra Deasy |
Look how clear the water is and forget how dark I was. Muahaha The stone, the water, and the scenery is a bunch of amazement. By. Nokia C3 Rucitra Deasy |
Comments
Post a Comment