Skip to main content

Berlayar Bersama Phinisi. Mau?

Alat transportasi laut di Indonesia ini sudah digunakan dari ribuan tahun lalu. Dari masa prasejarah, Hindu-Buddha, Kolonial, hingga masa kini transportasi laut memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Terlebih Indonesia merupakan negera maritim yang dikelilingi oleh lautan luas. Sudah dapat dipastikan transportasi laut merupakan transportasi utama pada zamannya.
 
Sekarang kita bicarakan transportasi laut masa lalu yang dapat kita lihat sampai saat ini yaitu perahu tradisional Pinisi. Perahu asal Sulawesi yang sudah ada ribuan tahun lalu ini masih diproduksi hingga kini. Konon Pinisi pertama kali dibuat oleh anak Raja Luwu bernama Sawerigading untuk meminang gadis pujaannya We Cudai putri dari Tiongkok. Ia berhasil ke Tiongkok dan kembali ke Luwu. Namun, ketika masuk perairan Luwu kapal diterjang gelombang dan membuat Kapal Pinisi terbelah menjadi tiga. Tiga pecahan kapal ini terdampar di Desa Ara, Tanah Beru dan Lemo-Lemo.

Lalu ketiga desa tersebut merakit kembali pecahan kapal tersebut dan menamainya Pinisi. Inilah alasan mengapa industri kapal Pinisi diproduksi di desa-desa tersebut. Sekelumit sejarah kapal Pinisi itu sedikit banyak memberikan kita optimisme bahwa Pinisi sudah bisa menempuh jarak jauh hingga ke Cina ribuan tahun lalu. Bagaimana dengan kini? Kini kapal Pinisi masih menunjukkan tajinya. Pinisi kini sudah sampai ke Selat Madagaskar, Amerika, dan mampu membantu orang-orang di jalur Gaza dengan membawa bala bantuan dari Mer-C!

Kehebatan Pinisi lainnya adalah Pinisi sangat diminati juga dibidang wisata oleh pembeli dari luar negeri lho! Diantaranya pembeli dari Malaysia, Singapura, Jepang, Australia, Italia, dan beberapa negara lainnya. Kapal ini dijadikan oleh mereka sebagai kapal wisata. Di Indonesia hanya satu atau dua pembeli saja. Tapi kini salah satu pengusaha di Indonesia juga telah menjadikan kapal Pinisi sebagai kapal wisata dengan tujuan Raja Ampat!

Ya, kapal Pinisi ini akan mengantarkan wisatawan mancanegara ke titik terpencil dengan titik penyelaman yang indah di Raja Ampat menggunakan kapal buatan Indonesia ini. Kapal ini disebut Pearl of Papua dibuat oleh PT. Haniar Mutiara Prima. Tentu saja hal ini akan membuat Indonesia semakin banyak dikunjungi oleh para wisatawan mancanegara dan Indonesia makin dikenal. Kapal yang memiliki kabin mewah untuk 15 penumpang ini dilengkapi dengan peralatan dan fasilitas modern layaknya hotel berbintang lima. Kapal ini telah diluncurkan Oktober 2010 kemarin. Setidaknya masih ada setitik cahaya bahwa pariwisata Indonesia masih dikelola oleh bangsanya sendiri. Jangan sampai kekayaan kita diambil oleh bangsa lain lagi. Kita harus yakin kita bisa!

Comments

Popular posts from this blog

Kukar yang Mengakar

Terbang jauh ke Pulau Kalimantan, bukan pertama kali tapi selalu berkesan. Mendarat di Balikpapan menyebrang ke Samarinda hingga berkelana ke Kutai Kartanegara. Dua kota, satu kabupaten, dalam satu waktu. Itu rute yang ditempuh untuk mencari akar sejarah bangsa. Lebih tepatnya, akar sejarah agama Hindu di Indonesia. Kukar, mereka menyederhanakan kabupaten bernama Kutai Kartanegara. Kukar yang Mengakar Saat itu, sekitar 300-an Masehi, cukup “jauh” dari tahun 2019. Kira-kira 1719 tahun yang lalu berdirilah satu kerajaan Hindu di Kutai. Raja pertamanya bernama Kudungga. Ia memiliki cucu yang bernama Mulawarman. Generasi ketiga dari Sang Kudungga itu meninggalkan tugu peringatan. Tugu itu diberikan oleh para Brahmana, sebagai “penanda” sifat kedermawanan Sang Mulawarman. Yupa ke 8, tak bisa sembarangan kita mengunjungi Yupa tersebut bahkan ketika didampingi oleh penjaga Yupa. Tugu yang dihadiahkan dari para Brahmana itu kini seolah menjadi akar sejarah. Sejarah mengenai k

Si Roco dan Dharmasraya yang Raya

Candi Induk di Kawasan Percandian Padang Roco Sumber: Omar Mohtar Mendaki bukit, melewati sungai, menyeruak rawa dan hutan, memanjat pagar, digigit nyamuk ganas dan berkunjung ke rumah ular. Setidaknya itu yang terlintas jika mengingat perjalanan ke Kabupaten Dharmasraya. Jangan bilang kalian baru dengar tentang Kabupaten Dharmasraya? Ya, saya juga baru dengar ketika harus ditugaskan kesana 2018 lalu. Sedikit informasi tentang Kabupaten Dharmasraya , kabupaten ini merupakan daerah hasil pemekaran kabupaten Sawahlunto/Sijunjung pada 2004. Seperti namanya, Dharmasraya begitu raya. Raya akan nilai sejarah dan tinggalan arkeologis. Konon, meskipun ini bisa dibuktikan dengan tinggalan berupa prasasti yang ditemukan, di Dharmasraya ini lah berdiri ibukota dari Kerajaan Melayu pada waktu itu. Pemandangan dari Candi Bukik Awang Maombiak Taken by: Omar Mohtar Menembus 200 kilometer jalan darat dari Bandara Minangkabau di Padang Pariaman menuju Dharmasraya, bahagianya

Pulau Indah nan Misterius itu Bernama Sagori

“ Mengenal Lebih Dekat Pulau Indah Bernama Sagori ” Adi dan Hana, Anak-Anak Bahagia di Pulau Sagori Pulau Sagori, nama yang asing oleh kebanyakan masyarakat Indones ia . Bahkan, di peta saja pulau ini belum tergambar. Namun ternyata pulau ini mengandung sejarah signifikan eksistensi kompeni Belanda atau Vereenigde Oostindische Compagnie yang disingkat VOC pada saat melakukan pelayaran di lautan Indonesia. Oleh karena itu, sebaiknya kita dapat sedikit mengenal lebih dekat Pulau Sagori. Pulau Sagori terletak secara administratif di Kelurahan Sikeli, Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Nama Sagori, konon menurut penduduk setempat didapatkan dari sebuah nama wanita yang pernah terdampar di pulau ini. Sebelum ia mati ia sempat menyebutkan kata “Sagori.. Sagori..” Terlepas apakah ini benar atau tidak namun cerita ini telah turun temurun tersampaikan. Lalu, apa pentingnya pulau yang tak dikenal banyak oleh masyarakat Indonesia bahkan tak ada