Tulisan ini menjadi salah satu karya esai terpilih dari lomba esai yang diselenggarakan Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Karya terpilih 50 besar dari 1000-an lebih pengirim esai. Dikerjakan hanya 2 - 3 jam menuju deadline. Setelah dibaca ulang ternyata banyak pengulangan kalimat dan masalah EYD disana-sini serta kalimat yang tidak berkesinambungan. Saya pun terheran-heran ternyata bisa mendapatkan 50 besar. Terimakasih dan alhamdulillah..
INDONESIA, BUDAYA KULINER, DAN FILOSOFINYA DALAM KEMAJUAN BANGSA
Indonesia..
Nama
tunggal itu saja sudah mampu membuat orang yang mencintainya menyebutkan ribuan
bahkan jutaan keindahan di dalamnya. Dari keindahan itu, yang saya yakin tak
akan pernah luput dari sebutan orang-orang adalah kebudayaan nya. Nilai budaya
Indonesia tak berlebihan jika disebutkan terlampau kesohor bahkan hingga negara
jauh. Inilah yang patut dibanggakan bagi kita rakyat Indonesia, budaya. Tak
hanya itu, budaya-budaya Indonesia ini didukung penuh oleh keindahan alamnya
dari ujung barat Indonesia hingga ujung timur Indonesia. Dari ujung utara
Indonesia hingga selatan Indonesia. Keindahan alam ini tak akan kalah dengan
negara lain. Saya percaya.
Budaya,
memiliki banyak arti didalamnya. Seperti yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat
salah satu antropolog terkemuka Indonesia menyebutkan setidaknya ada tujuh
unsur budaya. Tidak hanya unsur budaya yang berlaku di Indonesia tetapi di
dunia. Tujuh unsur itu adalah bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial,
sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem
religi dan kesenian. Mengambil intisari tujuh unsur budaya tersebut, budaya
memiliki banyak arti, komposisi, dan definisi.
Dari
hal ini saya yakin budaya kuliner masuk dalam kategori kebudayaan Indonesia.
Seringkali orang datang ke suatu tempat hanya untuk menyicip makanan khas
daerah tersebut. Termasuk saya, juga ratusan wisatawan domestik maupun
mancanegara lainnya. Budaya kuliner atau makanan khas Indonesia, saya sebutkan
disini, memiliki peranan yang tak kalah penting sebagai salah satu strategi
pembangunan nasional. Juga sebagai salah satu budaya yang dapat menjadi solusi
menyatukan indahnya keragaman yang dimiliki Indonesia.
Begitu
luas dan beragam nya suku di Indonesia tentu membuat penganan di Indonesia
begitu beragam. Alangkah indah jika kita, sebagai sebagai pemuda, menjadi
pungguk penting kemajuan dan lestarinya budaya kuliner di Indonesia. Membuat
langkah nyata dalam melestarikan makanan khas Indonesia.
Makanan
khas Indonesia memiliki arti dan filosofi yang begitu penting didalamnya.
Sayang apabila nilai-nilai ini harus hilang tanpa jejak. Nilai kearifan lokal
yang oleh nenek moyang Indonesia tanamkan pada penganan kita begitu dalam.
Layaknya sebuah arti simbol pada batik, cara memasak, bumbu, dan bahan utama
dalam makanan khas kita juga dibuat dengan arti penting. Sebagai contoh
adalah makanan khas dari kerajaan tersohor Indonesia yaitu Kerajaan Majapahit.
Filosofi dan resep penganan khas Majapahit ini dilakukan riset mendalam oleh
seorang chef muda Indonesia yaitu
Chef Hugo. Penganan bernama Weas
Paripurna salah satunya merupakan sebuah kombinasi antara nasi sela, nasi kuning, nasi merah, dan nasi
hitam. Penganan ini merupakan nasi sesaji berupa tumpeng yang memiliki lima
warna. Sesaji nasi putih terletak di timur, nasi merah di selatan, nasi kuning
di barat, dan nasi hitam di utara. Sedangkan ditengah disebut Nasi Brumbun yaitu campuran dari keempat
warna. Dalam ajaran agama Hindu, warna mempunyi arti simbol. Putih
melambangkan Dewa Iswara yang menguasai timur, merah melambangkan Dewa Brahma
yang menguasai arah selatan, kuning melambangkan Dewa Mahadewa yang menguasai
arah barat. Hitam melambangkan Dewa Wisnu yang menguasai arah utara. Sedangkan
warna brumbun atau campuran tadi
melambangkan Dewa Siwa.
Selain
Weas Paripurna yang kini sudah jarang
ditemukan, penganan yang masih bisa kita temukan saat ini adalah wajik. Wajik
merupakan sebuah penganan ringan yang tebuat dari beras ketan manis yang masih
bisa kita temukan pada hari-hari raya. Wajik menjadi salah satu makanan yang
tertulis dalam kitab-kitab sejarah Majapahit. Wajik dalam kitab tersebut
memiliki deskripsi yang sama dengan saat ini yaitu makanan yang terbuat dari
beras ketan, santan, dan gula merah. Makna filosofi wajik cukup dalam yaitu
untuk mempererat persaudaraan dan silaturahmi.
Lalu
langkah nyata apa yang harus dilakukan pemuda? Selain seperti yang dilakukan Chef Hugo, festival kuliner Indonesia
bisa menjadi langkah nyata lain. Mempersatukan semua kuliner dari ujung barat
hingga ujung timur, ujung utara hingga selatan Indonesia. Memperkenalkan
makanan khas Indonesia pada pemuda Indonesia yang mungkin tidak pernah tahu
makanan khas daerahnya sendiri. Serta membangun karakter bangsa yang cinta
makanan khas Indonesia.
Saya
yakin rakyat Indonesia belum lupa ketika beberapa kebudayaan kita termasuk di
dalamnya makanan khas Indonesia di klaim menjadi makanan khas milik negara tetangga. Jumlahnya pun tak sedikit. Rendang, serundeng, tempe, sambal, kopi
gayo, adalah sedikit dari banyak penganan yang diklaim oleh negara lain.
Haruskah mereka hilang terlebih dahulu baru kita berkoar? Saya harap tidak.
Saya
yakin kita semua belum lupa ketika rendang dinobatkan sebagai makanan terenak
No. 1 dunia berdasarkan polling laman
berita luar negeri CNN. Bangga sekali bukan? Dari hal ini kita tahu bahwa
kekuatan Indonesia begitu besar. Beramai-ramai orang Indonesia bersatu memilih
rendang. Tak henti-henti memberikan suaranya pada laman tersebut. Hingga
akhirnya bisa mengalahkan negara lain dalam daftar makanan terenak dunia
tersebut.
Lalu,
apakah karena rendang lahir dari tanah Sumatera kemudian yang memilih hanya
orang Sumatera? Saya yakin suku lain dari tanah Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan
dan daerah lainnya juga turut dalam memilih rendang pada sistem pemilihan yang
diselenggarakan laman CNN tersebut. Inilah yang menjadi salah satu contoh
bersatunya rakyat Indonesia.
Saya
tahu selalu ada ego dalam satu suku untuk mengatakan bahwa: makanan saya lah
yang paling enak. Tapi, kenapa rasa-rasa enak dan khas itu tidak kita satukan
dalam satu wadah. Festival kuliner salah satunya. Ini mungkin langkah
terkongkrit yang bisa kita lakukan. Saat ini dan sekarang juga. Selain itu,
masing-masing suku juga bisa mendokumentasikan makanan daerahnya masing-masing
melalui laman blog. Kenapa tidak jika
para food blogger yang sedang tren saat ini mendedikasikan sedikit waktunya
ketika ia sedang icip-icip makanan khas suatu daerah dan menuliskannya dalam
laman blog mereka untuk
memperkenalkannya pada dunia. Saya juga berharap pemerintah bisa mendukung dan
membuat berbagai program-program lain dalam mendokumentasikan kuliner-kuliner
khas Indonesia.
Kalau
boleh saya menyebutkan, salah satu negara yang saya tahu begitu
mendokumentasikan dan melestarikan makanan khas-nya dengan baik adalah Korea
Selatan. Saya yakin negara lain juga melakukan hal yang sama. Namun, yang saya
tahu, Korea Selatan tak henti-henti membuat program acara televisi maupun cara
lainnya yang memperkenalkan apa itu kimchi, bibimbap, bulgogi dan penganan set
lengkap khas Korea pada dunia. Bahkan pemerintah Korea Selatan menunjuk salah
satu bintang kesohor di Korea Selatan sebagai duta kimchi misalnya. Untuk
kemudian duta tersebut memberikan tur ke negara lain untuk memperkenalkan kimchi,
filosofi, dan manfaatnya. Bukan, saya bukan, mau mebandingkan Indonesia dengan
negara lain. Tapi, bukankah bercermin untuk lebih baik itu sepatutnya? Alangkah
lebih baik bila kita bercermin pada hal baik dan menerapkannya di negara kita
sendiri, Indonesia.
Karena
saya yakin, saya, Anda, dan kita semua memiliki rasa cinta baik sedikit maupun
banyak pada Indonesia. Menurut saya sudah selayaknya makanan khas
Indonesia, tidak lagi dilihat sepandang mata. Kita memang mungkin sulit untuk
mematenkan sebuah makanan. Oleh karena itu, lestarikan dan perkenalkan pada
dunia bahwa makanan tersebut adalah makanan Indonesia menjadi tugas kita.
Pemuda Indonesia.
Indonesia
ada ditangan kita semua. Terutama pemuda yang tak terbatas umur. Jiwa muda
harus terus memikirkan, mencintai, dan memajukan Indonesia dengan caranya
masing-masing. Selama hayat masih di kandung badan.
Comments
Post a Comment