Berhubung tulisan saya ini sayang untuk dibuang karena tidak masuk online tempo.co. Padahal topik ini sudah dipuji redaktur kalau tema menarik. Jadi ini saya masukkan kesini saja. Hahaha.
Sistem Pendidikan Ketat Korea Selatan Pacu Perkembangan Ekonomi
Korea Selatan seringkali menduduki peringkat tertinggi di dunia dengan predikat negara berpendidikan terbaik. Hal ini tentu tidak bisa didapatkan oleh warga Korea Selatan hanya dengan berdiam diri. Korea Selatan memiliki waktu belajar yang panjang dan ketat hingga seringkali membuat mereka kurang waktu tidur. Hasilnya, selain menduduki peringkat atas negara dengan pendidikan terbaik dan mengalahkan negara-negara seperti Amerika dan Inggris, Korea Selatan juga mampu meningkatkan perekonomian negaranya.
Tahun 2012 Korea Selatan menempati peringkat kedua setelah Finlandia dengan negara pendidikan terbaik. Hal ini berdasarkan hasil survey yang dilakukan perusahaan edukasi Pearson seperti yang dilansir dari thehuffingtonpost.com, 27 November 2012. Korea Selatan kini juga menjadi salah satu negara memimpin dalam sistem penilaian yang dilakukan oleh Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD). Pada 2009 Korea Selatan berada diperingkat empat setelah Shanghai, Singapura, dan Hongkong, tetapi ini merupakan kota daripada negara secara keseluruhan.
Sistem pembelajaran di Korea Selatan memiliki waktu yang panjang dibandingkan dengan beberapa negara lain. Siswa sekolah menengah atas Park Hye Min, 16 tahun, yang tinggal di Gangnam, Korea Selatan, adalah salah satu siswa yang mengalami sistem pembelajaran ini. Siswa di Korea rata-rata memiliki waktu sekolah delapan jam sehari. Dari pukul 08.00 hingga pukul 16.00, ditambah sejam jika siswa memiliki ekstrakurikuler. Siswa lalu pulang ke rumah untuk beristirahat dan makan. Namun sekolah belum selesai sampai disini, siswa akan pergi lagi untuk les pribadi yang disebut Hagwon. Biasanya les ini dilakukan pada pukul 18.00 hingga pukul 21.00. Setelah itu siswa akan menghabiskan dua jam lagi untuk belajar yang disebut self-study hingga akhirnya sampai dirumah setelah lewat pukul 23.00.
“Saya biasanya kelelahan tetapi saya bisa melupakan kesulitan ini ketika melihat hasilnya, karena nilai saya bagus-bagus,” kata Hye Min, seperti yang dikutip dari bbc.com, Senin, 2 Desember 2013. Lebih lanjut ia mengatakan dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk mendapatkan lebih banyak waktu untuk tidur tetapi untuk melalui hal ini adalah pekerjaannya. Ini ia lakukan agar mendapatkan kualifikasi menjadi guru yang menjadi impiannya. Dia harus bekerja keras disamping memang Hye Min senang belajar, dan mengetahui hal-hal baru.
Hye Min tidak sendiri, bagi kebanyakan remaja Korea Selatan waktu sekolah berganda setiap hari kerja hanyalah jalan hidup. Orang tua Korea Selatan juga telah menghabiskan banyak uang untuk membiayai biaya les setelah sekolah, bukan guru les yang datang ke rumah seminggu atau dua minggu sekali, tetapi sekolah les dalam skala industri.
Hagwon di Korea Selatan hanya ada sekitar dibawah 100.000 dan sekitar tiga perempat dari anak-anak menghadirinya. Ibu dari Hye Min, Yoon Gyeong Hwang mengatakan dia khawatir mengenai anaknya, namun mereka tidak memiliki pilihan ketika harus berkompetisi.
“Korea memiliki sedikit sumber daya alam, kita bahkan tidak memiliki banyak daratan, satu-satunya sumber daya yang kita miliki adalah manusia. Jadi setiap orang yang ingin sukses benar-benar harus menonjol. Sebagai Ibu saya tidak merasa nyaman dengan situasi ini, tapi ini salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencapai cita-citanya,” kata Gyeong Hwang.
Setiap tahunnya Korea Selatan akan menghentikan berbagai kegiatan pada hari ujian masuk perguruan tinggi. Hari paling penting bagi kehidupan sebagian besar warga Korea Selatan. Ujian pilihan ganda yang dilakukan para siswa hari itu akan menentukan masa depannya. Mereka yang mendapatkan nilai bagus akan masuk perguruan tinggi terbaik Korea yang akan menggaransi pekerjaan hidup mereka sebagai birokrat tinggi atau pekerja konglomerat dibalik meja. Sebaliknya siswa yang mendapatkan nilai buruk dan masuk universitas tingkat dua akan masuk ke perusahaan yang tidak prestisius.
Populasi berpendidikan baik dan bekerja keras yang dimiliki Korea Selatan memperkuat ini keajaiban ekonomi. Seperti yang dilansir dari economist.com, negara ini telah meningkat dari yang sebelumnya bertelanjang kaki hingga memiliki broadband, sejak 1960 dan tahun 2010, meskipun terjadi perlambatan global, ekonomi Korea Selatan tetap meningkat sebesar 6.2 %. Pada zaman pengetahuan ekonomi, pendidikan adalah takdir ekonomi.
Korea Selatan dalam dua generasi melalui kebutahurufan massal menjadi kekuatan ekonomi. Merek seperti Samsung dan Hyundai, Daewoo dan LG dikenal secara internasional. Korea Selatan telah membangun dirinya sendiri melalui perubahan sulit yang terjal dari orang-orangnya.
Tetapi semua ini tentu memiliki harga yang mahal. Tekanan tiada henti pada warganya ini memiliki arti lain bahwa Korea memegang rekor yang tidak bisa diirikan. Korea memiliki angka bunuh diri tertinggi dari negara OECD. Bentuk kematian paling banyak dibawah umur 40 tahun adalah bunuh diri. Pemerintahnya mengerti tekanan ini.
“Korea telah mencapai pertumbuhan yang menakjubkan dalam waktu yang singkat. Saya rasa tidak ada negara lain yang mencapai pertumbuhan pesat seperti ini dalam waktu setengah abad seperti Korea. Dan secara alami, karena hal itu, kami fokus dalam bagaimana menekankan pencapaian didalam sekolah dan perkumpulan, jadi pelajar dan orang dewasa ada dalam tekanan, dan membawa kepada angka bunuh diri yang tinggi” kata Menteri Pendidikan Nam Soo Suh.
RUCITRA DEASY FADILA
Sistem Pendidikan Ketat Korea Selatan Pacu Perkembangan Ekonomi
Korea Selatan seringkali menduduki peringkat tertinggi di dunia dengan predikat negara berpendidikan terbaik. Hal ini tentu tidak bisa didapatkan oleh warga Korea Selatan hanya dengan berdiam diri. Korea Selatan memiliki waktu belajar yang panjang dan ketat hingga seringkali membuat mereka kurang waktu tidur. Hasilnya, selain menduduki peringkat atas negara dengan pendidikan terbaik dan mengalahkan negara-negara seperti Amerika dan Inggris, Korea Selatan juga mampu meningkatkan perekonomian negaranya.
Tahun 2012 Korea Selatan menempati peringkat kedua setelah Finlandia dengan negara pendidikan terbaik. Hal ini berdasarkan hasil survey yang dilakukan perusahaan edukasi Pearson seperti yang dilansir dari thehuffingtonpost.com, 27 November 2012. Korea Selatan kini juga menjadi salah satu negara memimpin dalam sistem penilaian yang dilakukan oleh Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD). Pada 2009 Korea Selatan berada diperingkat empat setelah Shanghai, Singapura, dan Hongkong, tetapi ini merupakan kota daripada negara secara keseluruhan.
Sistem pembelajaran di Korea Selatan memiliki waktu yang panjang dibandingkan dengan beberapa negara lain. Siswa sekolah menengah atas Park Hye Min, 16 tahun, yang tinggal di Gangnam, Korea Selatan, adalah salah satu siswa yang mengalami sistem pembelajaran ini. Siswa di Korea rata-rata memiliki waktu sekolah delapan jam sehari. Dari pukul 08.00 hingga pukul 16.00, ditambah sejam jika siswa memiliki ekstrakurikuler. Siswa lalu pulang ke rumah untuk beristirahat dan makan. Namun sekolah belum selesai sampai disini, siswa akan pergi lagi untuk les pribadi yang disebut Hagwon. Biasanya les ini dilakukan pada pukul 18.00 hingga pukul 21.00. Setelah itu siswa akan menghabiskan dua jam lagi untuk belajar yang disebut self-study hingga akhirnya sampai dirumah setelah lewat pukul 23.00.
“Saya biasanya kelelahan tetapi saya bisa melupakan kesulitan ini ketika melihat hasilnya, karena nilai saya bagus-bagus,” kata Hye Min, seperti yang dikutip dari bbc.com, Senin, 2 Desember 2013. Lebih lanjut ia mengatakan dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk mendapatkan lebih banyak waktu untuk tidur tetapi untuk melalui hal ini adalah pekerjaannya. Ini ia lakukan agar mendapatkan kualifikasi menjadi guru yang menjadi impiannya. Dia harus bekerja keras disamping memang Hye Min senang belajar, dan mengetahui hal-hal baru.
Hye Min tidak sendiri, bagi kebanyakan remaja Korea Selatan waktu sekolah berganda setiap hari kerja hanyalah jalan hidup. Orang tua Korea Selatan juga telah menghabiskan banyak uang untuk membiayai biaya les setelah sekolah, bukan guru les yang datang ke rumah seminggu atau dua minggu sekali, tetapi sekolah les dalam skala industri.
Hagwon di Korea Selatan hanya ada sekitar dibawah 100.000 dan sekitar tiga perempat dari anak-anak menghadirinya. Ibu dari Hye Min, Yoon Gyeong Hwang mengatakan dia khawatir mengenai anaknya, namun mereka tidak memiliki pilihan ketika harus berkompetisi.
“Korea memiliki sedikit sumber daya alam, kita bahkan tidak memiliki banyak daratan, satu-satunya sumber daya yang kita miliki adalah manusia. Jadi setiap orang yang ingin sukses benar-benar harus menonjol. Sebagai Ibu saya tidak merasa nyaman dengan situasi ini, tapi ini salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencapai cita-citanya,” kata Gyeong Hwang.
Setiap tahunnya Korea Selatan akan menghentikan berbagai kegiatan pada hari ujian masuk perguruan tinggi. Hari paling penting bagi kehidupan sebagian besar warga Korea Selatan. Ujian pilihan ganda yang dilakukan para siswa hari itu akan menentukan masa depannya. Mereka yang mendapatkan nilai bagus akan masuk perguruan tinggi terbaik Korea yang akan menggaransi pekerjaan hidup mereka sebagai birokrat tinggi atau pekerja konglomerat dibalik meja. Sebaliknya siswa yang mendapatkan nilai buruk dan masuk universitas tingkat dua akan masuk ke perusahaan yang tidak prestisius.
Populasi berpendidikan baik dan bekerja keras yang dimiliki Korea Selatan memperkuat ini keajaiban ekonomi. Seperti yang dilansir dari economist.com, negara ini telah meningkat dari yang sebelumnya bertelanjang kaki hingga memiliki broadband, sejak 1960 dan tahun 2010, meskipun terjadi perlambatan global, ekonomi Korea Selatan tetap meningkat sebesar 6.2 %. Pada zaman pengetahuan ekonomi, pendidikan adalah takdir ekonomi.
Korea Selatan dalam dua generasi melalui kebutahurufan massal menjadi kekuatan ekonomi. Merek seperti Samsung dan Hyundai, Daewoo dan LG dikenal secara internasional. Korea Selatan telah membangun dirinya sendiri melalui perubahan sulit yang terjal dari orang-orangnya.
Tetapi semua ini tentu memiliki harga yang mahal. Tekanan tiada henti pada warganya ini memiliki arti lain bahwa Korea memegang rekor yang tidak bisa diirikan. Korea memiliki angka bunuh diri tertinggi dari negara OECD. Bentuk kematian paling banyak dibawah umur 40 tahun adalah bunuh diri. Pemerintahnya mengerti tekanan ini.
“Korea telah mencapai pertumbuhan yang menakjubkan dalam waktu yang singkat. Saya rasa tidak ada negara lain yang mencapai pertumbuhan pesat seperti ini dalam waktu setengah abad seperti Korea. Dan secara alami, karena hal itu, kami fokus dalam bagaimana menekankan pencapaian didalam sekolah dan perkumpulan, jadi pelajar dan orang dewasa ada dalam tekanan, dan membawa kepada angka bunuh diri yang tinggi” kata Menteri Pendidikan Nam Soo Suh.
RUCITRA DEASY FADILA
Selamu alaikum wr.wb.. Salam sejahterah untuk kita semua... perkenalkan nama saya ABDUL ROCHMAN Alamat. Desa sukowilangun Kec. Kalipare Kab. Malang. duluh kerja di taiwan sebagai TKI selama 3 thn, saya berterima kasih banyak kpd teman saya yg ada di singapura..! Berkat postingan dia disalah satu webs yg saya baca, saya bisa kenal namanya MBAH DUIHANTORO guru spiritual pesugihan uang gaip dan nomor togel 4D/6D... pikir-pikir kurang lebih 2 thn kerja jd TKI di taiwan hanya jeritan batin dan tetes air mata ini selalu mengharap tapi tdk ada hasil sama sekali, mana lagi dapat majikan galak. Salah sedikit kena marah lagi,, tiap bulan dapat gaji hanya separoh saja. Itupun tidak cukup untuk biaya keluarga di kampung, tp saya beranikan diri tlp nomor MBAH DUIHANTORO di nomor 0852 9846 3149. Untuk minta bantuannya melalui DANA GHAIP nya. Syukur alhamdulillah benar-benar terbukti sekarang. Terima kasih ya allah atas semua rejeki mu ini, saya sudah bisa pulang ke kampung halaman buka usaha skrg. Jika teman minat butuh bantuan MBAH DUIHANTORO silahkan hubungi sekarang demi alloh ini.
ReplyDeletehttps://pesugihangaibnyata77.blogspot.com/?m=1