Skip to main content

Belanda: Masa Lalu di Masa Kini


Ada yang tau arkeologi apa? Sebagian orang berfikir tentang tulang belulang dan candi. Padahal arkeologi lebih luas dari itu. Kata ahlinya arkeologi itu adalah ilmu yang mempelajari manusia masa lalu melalui benda-benda peninggalannya.

Mari kita lihat tinggalan Arkeologi di Belanda. Belanda memiliki 1800 monumen dan 1500 situs yang dilindungi oleh Negara. Arkeologi Belanda berhutang pada lingkungan yang basa di Negara itu karena banyak tinggalan organik yang cepat rusak seperti pakaian, makanan, dan kayu dapat terpelihara dengan baik. Kadang-kadang tinggalan sejarah ini bisa bertahan hingga ribuan tahun!

 
Setidaknya terdapat 2 situs arkeologi terkenal di Belanda, seperti situs megalitik Hunebedden di Drenthe dan Pulau Schokland di Flevoland yang telah terdaftar di UNESCO sebagai situs warisan dunia.

Drenthe adalah salah satu provinsi terhijau dengan pemandangan indah di Belanda. Sangat baik apabila dieksplorasi dengan bersepeda. Jangan khawatir jalannya jelek, ada jalur sepeda disana untuk memanjakan pengunjung. Provinsi Drenthe terkait erat dengan Hunebedden yaitu situs dengan 54 perkuburan megalitik yang dibangun manusia 5000 tahun lalu. Kalau kalian ingin tahu bagaimana mereka dahulu bisa membangun pemakaman dengan batu-batu dengan berat 40 ton itu, ada Borger Hunebed Centre yang akan menjelaskan.

 
Beralih ke Schokland yang berabad menjadi sebuah pulau dengan penduduk yang pada di Zuiderzee. Pulau Schokland sebelumnya merupakan monumen Belanda pertama yang ditetapkan menjadi warisan UNESCO. Di Schokland kini terdapat sisa-sisa mercusuar, tinggalan pelabuhan di titik Utara, gereja di Selatan, dan adanya Museum Schokland. Selain itu, pemandangan Schokland pun mengaggumkan!


Mau tahu objek arkeolgi Belanda lain yang mengagumkan? Silahkan datang ke National Museum of Antiquities di Leiden!


Lalu apa bedanya tinggalan Belanda dengan Negara lain? Jawabannya: ada di cara kreatif Belanda  melestarikan situs warisan budaya mereka. Kalian harus tau Belanda memiliki cara kreatif untuk melestarikan dan memperkenalkannya kepada rakyatnya dan dunia. Belanda juga menerbitkan panduan cara menjaga kelestarian situs warisan negara. Lihat disini!


Cara kreatif yang digunakan Belanda dalam melestarikan situs warisan ini adalah mengadakan ‘Open Monumentendag’ atau yang disebut dengan Hari Warisan yang diselenggarakan setiap tahun di bulan September. Hampir 4000 bangunan bersejarah dan situs dibuka untuk umum. Dari sini kita bisa belajar lebih jauh tentang kesejarahan dan tahu cara untuk mempreservasi bangunan bersejarah. Tidak hanya itu, di acara ini juga ada eksebisi, musik, dan tour guide. Ajang tahunan ini menjadi kesempatan unik untuk belajar tentang warisan Belanda.


Negara Belanda secara serius mengelola semua peninggalan arkeologinya baik menggunakan teknologi terkini dan mendidik warganya untuk langsung terlibat membantu melestarikannya. Belanda pun membuat kurikulum pembelajaran di perguruan tinggi. Di Fakultas Arkeologi di Universitas Leiden, ilmu arkeologi ditambahkan dengan fokus ekologi dan geologi juga dikaitkan langsung pada penelitian lapangan. Pengajar terlibat dalam proyek arkeologi seluruh dunia yang meyakinkan kita bahwa pengajar mengerti dengan baik area kebudayaannya. Kurikulum pun terus dikembangkan dengan metode baru dan penggunaan teknologi terkini. Jadi, bagi kalian yang bercita-cita menjadi arkeolog mari belajar di Belanda.Belanda adalah tempat yang tepat dalam menggabungkan sejarah dengan teknologi masa kini.


Lihatkan bagaimana kreatifnya Belanda mengelola masa lalu di masa kini? Tidakkah kita terkagum dengan apa yang bisa Belanda lakukan terhadap nilai sejarah mereka? Kita harus banyak belajar dan tidak membiarkan warisan budaya kita teronggok begitu saja. Sepatutnya banyak Negara meniru kreatifitas Belanda!

Sumber:

http://dutchembassyuk.org/page/index.php?i=118

Comments

Popular posts from this blog

Kukar yang Mengakar

Terbang jauh ke Pulau Kalimantan, bukan pertama kali tapi selalu berkesan. Mendarat di Balikpapan menyebrang ke Samarinda hingga berkelana ke Kutai Kartanegara. Dua kota, satu kabupaten, dalam satu waktu. Itu rute yang ditempuh untuk mencari akar sejarah bangsa. Lebih tepatnya, akar sejarah agama Hindu di Indonesia. Kukar, mereka menyederhanakan kabupaten bernama Kutai Kartanegara. Kukar yang Mengakar Saat itu, sekitar 300-an Masehi, cukup “jauh” dari tahun 2019. Kira-kira 1719 tahun yang lalu berdirilah satu kerajaan Hindu di Kutai. Raja pertamanya bernama Kudungga. Ia memiliki cucu yang bernama Mulawarman. Generasi ketiga dari Sang Kudungga itu meninggalkan tugu peringatan. Tugu itu diberikan oleh para Brahmana, sebagai “penanda” sifat kedermawanan Sang Mulawarman. Yupa ke 8, tak bisa sembarangan kita mengunjungi Yupa tersebut bahkan ketika didampingi oleh penjaga Yupa. Tugu yang dihadiahkan dari para Brahmana itu kini seolah menjadi akar sejarah. Sejarah mengenai k

Si Roco dan Dharmasraya yang Raya

Candi Induk di Kawasan Percandian Padang Roco Sumber: Omar Mohtar Mendaki bukit, melewati sungai, menyeruak rawa dan hutan, memanjat pagar, digigit nyamuk ganas dan berkunjung ke rumah ular. Setidaknya itu yang terlintas jika mengingat perjalanan ke Kabupaten Dharmasraya. Jangan bilang kalian baru dengar tentang Kabupaten Dharmasraya? Ya, saya juga baru dengar ketika harus ditugaskan kesana 2018 lalu. Sedikit informasi tentang Kabupaten Dharmasraya , kabupaten ini merupakan daerah hasil pemekaran kabupaten Sawahlunto/Sijunjung pada 2004. Seperti namanya, Dharmasraya begitu raya. Raya akan nilai sejarah dan tinggalan arkeologis. Konon, meskipun ini bisa dibuktikan dengan tinggalan berupa prasasti yang ditemukan, di Dharmasraya ini lah berdiri ibukota dari Kerajaan Melayu pada waktu itu. Pemandangan dari Candi Bukik Awang Maombiak Taken by: Omar Mohtar Menembus 200 kilometer jalan darat dari Bandara Minangkabau di Padang Pariaman menuju Dharmasraya, bahagianya

Pulau Indah nan Misterius itu Bernama Sagori

“ Mengenal Lebih Dekat Pulau Indah Bernama Sagori ” Adi dan Hana, Anak-Anak Bahagia di Pulau Sagori Pulau Sagori, nama yang asing oleh kebanyakan masyarakat Indones ia . Bahkan, di peta saja pulau ini belum tergambar. Namun ternyata pulau ini mengandung sejarah signifikan eksistensi kompeni Belanda atau Vereenigde Oostindische Compagnie yang disingkat VOC pada saat melakukan pelayaran di lautan Indonesia. Oleh karena itu, sebaiknya kita dapat sedikit mengenal lebih dekat Pulau Sagori. Pulau Sagori terletak secara administratif di Kelurahan Sikeli, Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Nama Sagori, konon menurut penduduk setempat didapatkan dari sebuah nama wanita yang pernah terdampar di pulau ini. Sebelum ia mati ia sempat menyebutkan kata “Sagori.. Sagori..” Terlepas apakah ini benar atau tidak namun cerita ini telah turun temurun tersampaikan. Lalu, apa pentingnya pulau yang tak dikenal banyak oleh masyarakat Indonesia bahkan tak ada